Assalamu alaikum
Salam satun dari kami
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita
mempunyai petunjuk dan pedoman yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah sebuah
kitab suci, merupakan salah satu dari kitab-kitab suci yang diturunkan
oleh Allah SWT melalui wahyu kepada Nabi Muhammad SAW yang berisikan
garis besar pemahaman akan hakikat kemanusian dan alam sekitar kepada
manusia, apabila manusia sanggup menggunakan akalnya dan tidak hanya
menggunakan hati nurani yang digunakan untuk menyatakan keyakinan
terhadap tanda-tanda kebesaran Allah. Penggunaan akal ini pada dasarnya
adalah untuk memperteguh hati nurani (fitrah/dhamir) dalam dada manusia
dalam meyakini kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur’an bahwa tidaklah
diciptakan segala sesuatu itu sia-sia. Manusia, sosok makhluk kreasi dan
makhluk sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT, dikaruniai kemampuan
berpikir dan mengembangkan akalnya dalam memahami hakikat dirinya
sendiri dan alam sekitarnya.
Al-Qur’an telah menambahkan dimensi baru
terhadap studi mengenai fenomena jagad raya dan membantu pikiran manusia
melakukan terobosan terhadap batas penghalang dari alam materi.
Al-Qur’an menunjukkan bahwa materi bukanlah sesuatu yang kotor dan tanpa
nilai, karena padanya terdapat tanda-tanda yang membimbing manusia
kepada Allah serta kegaiban dan keagungan-Nya. Alam semesta yang amat
luas adalah ciptaan Allah, dan Al-Qur’an mengajak manusia untuk
menyelidikinya, mengungkap keajaiban dan kegaibannya, serta berusaha
memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah ruah untuk kesejahteraan
hidupnya. Jadi, Al-Qur’an membawa manusia kepada Allah melalui
ciptaan-Nya dan realitas konkret yang terdapat di bumi dan di langit.
Inilah yang sesungguhnya dilakukan oleh ilmu pengetahuan, yaitu:
mengadakan observasi, lalu menarik hukum-hukum alam berdasarkan
observasi dan eksperimen. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat
mencapai yang maha pencipta melalui observasi yang teliti dan tepat
terhadap hukum-hukum yang mengatur gejala alam, dan Al-Qur’an
menunjukkan kepada Realitas Intelektual Yang Maha Besar, yaitu Allah SWT
lewat ciptaan-Nya.
Ilmu pengetahuan adalah
sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam, sebab
kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk
patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan
Allah”. Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit
maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh
kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti
alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan
mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu
pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf
yang sama: ain-lam-mim. (QS Ali Imran ayat 83).
Ilmu bukan sekedar pengetahuan
(knowledge) semata , tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang
dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi (IPTEK),
merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan
kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu
anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia,
tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal
pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal
yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula.
Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan
mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang
penting yaitu sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan “Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang berpengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS Az-Zumar Ayat 9). Potongan
dari ayat diatas adalah salah-satu bentuk teguran Allah SWT agar
manusia senantiasa mempelajari ilmu pengetahuan (sains) terutama yang
tertuang dalam sabda Allah di Al Qur’an. Ayat tersebut juga merupakan
penekanan atas keunggulan ‘orang alim’ yang memiliki Ilmu
pengetahuan. Seharusnya teguran-teguran seperti itu membuat masyarakat
muslim menyadari betapa pentingnya mempelajari sains, juga menjadi
sebuah pendorong untuk lebih berfikir secara ilmiah.
Allah memberikan petunjuk pada manusia
untuk terus menggali Ilmu pengetahuan dan rahasia-rahasia alam semesta
yang menggambarkan kebesaranNya. Semua itu dijelaskan dalam Al Qur’an.
Sebagai contoh: Allah berfirman, ” Dan sesungguhnya telah kami
ciptakan manusia dari saripati tanah, kemudian kami jadikan saripati itu
tersimpan didalam tempat yang kokoh. Kemudian kami dari saripati itu
segumpal darah. Maka kami ciptakan dari segumpal darah itu segumpal
daging. Maka kami ciptakan dari daging itu, tulang-belulang dan kami
bungkus tulang belulang itu dengan daging, kemudian Kami jadikan dia
mahluk dalam bentuk lain. Maka maha Sucilah Allah. Pencipta yang paling
baik.” (QS Al Mukminun 39: Ayat 12-14)
Surat Al Mukminun itu jika kita telaah
lebih jauh, sebenarnya menjelaskan tentang proses terciptanya manusia,
dari proses pembuahan hingga perkembangan janin didalam rahim yang
sampai saat ini dipakai dunia kedokteran untuk menjelaskan pertumbuhan
bayi dalam rahim. Sungguh Allah Mahabesar, dan mengetahui apa seisi
langit dan bumi. Sebelum orang-orang Eropa berhasil mengungkap dan
menjelaskan proses perkembangan janin dalam rahim, Al Qur’an sudah
mengatakan hal itu 1500 tahun yang lalu. Di Kitab yang Laa Roiba Fii
(Tak ada keraguan di dalamnya) itu juga memuat berbagai pengetahuan
lainnya. Ada penjelasan bagaimana peredaran darah dalam tubuh, masalah
perbintangan, rotasi bumi dan ilmu-ilmu fisika. Siklus hujan dan lain
sebagainya. Bahkan beberapa ilmuwan dengan tegas menyatakan masuk Islam
setelah mereka membuktikan kebenarannya melalui kajian ilmiah. Maka dari
itu, sudah saatnya umat Islam kembali ke Al Qu’ran. Semoga kedepan
peradaban kita akan semakin maju, dan Islam akan menyongsong masa emas
dan daulah kepemimpinan Islam terwujud. Amin ya robbal a’lamin….
Ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan
kepada Rasulullah SAW menunjuk pada keutamaan ilmu pengetahuan, yaitu
dengan memerintahkannya membaca sebagai kunci ilmu pengetahuan, dan
menyebut qalam sebagai alat tranformasi ilmu pengetahuan. Allah SWT
berfirman: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”(QS. Al-‘Alaq ayat 1-5). Surat
yang pertama kali Allah turunkan dalam Al-Qur’an adalah surat Al-‘Alaq
ayat 1-5. Di dalamnya Allah SWT menyebutkan nikmat-Nya dengan
mengajarkan manusia apa yang tidak ia ketahui. Hal itu menunjukkan
kemuliaan belajar dan ilmu pengetahuan.
Al Qur’an merupakan salah satu mukjizat
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan
sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman. Sebagai petunjuk
dari Allah tentulah isi dari Al Quran tidak akan menyimpang dari
Sunatullah (hukum alam) sebab alam merupakan hasil perbuatan Allah
sedangkan Al Qur’an adalah merupakan hasil perkataan Allah. Karena Allah
bersifat Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan Allah
tidak sejalan dengan perbuatan-Nya. Apabila pada suatu malam yang cerah
kita memandang ke langit maka akan tampaklah oleh kita bintang-bintang
yang sangat banyak jumlahnya yang tidak bisa kita hitung dengan jari
tangan kita.
Pada zaman dahulu orang memandang
bintang-bintang itu hanyalah sebagai sesuatu yang sangat kecil dan
bercahaya yang bertaburan di angkasa. Namun setelah ditemukannya
teleskop dan ilmu pengetahuan juga semakin berkembang, orang akhirnya
mengetahui bahwa bintang-bintang merupakan bagian dari suatu gugusan
yang dinamakan galaksi yang dialam ini jumlahnya lebih dari 100 milyar.
Sedangkan masing-masing bintang ini terdiri dari planet-planet yang
masing-masing peredarannya diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling
bertabrakan satu sama lain. Hal ini juga difirmankan oleh Allah SWT : ”Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya” (QS. Al-Anbiya ayat 33).
Sehingga akhirnya orang berdasar ilmu
pengetahuan yang dimilikinya mengakui bahwa alam semesta ini maha luas.
Sebenarnya Allah telah menegaskan hal ini di dalam Al Quran yang
diturunkan jauh sebelum ditemukannya teleskop yaitu: ”Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS. Adz-Dzariyat ayat 47).
Oleh karena itu Allah menyuruh umatnya
untuk selalu memperhatikan dan meyakini Al Quran secara ilmiah. Sebagai
contoh, di dalam ilmu fisika kita mengenal adanya hukum kesetaraan masa
dan energi, sedangkan massa adalah merupakan besaran pokok dalam arti
besaran yang ada dengan sendirinya, sedangkan massa tidak dapat
menciptakan dirinya sendiri, lalu siapakah penciptanya? Maka kalau kita
kembalikan kepada Ajaran Tauhid tentu kita akan menjawab bahwa Allah-lah
penciptanya. Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dalam
surat Qaaf ayat 38 Allah telah berfirman : ”Dan sesungguhnya telah
Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam
enam masa, dan Kami tidak sedikitpun ditimpa keletihan”(QS. Qaaf ayat 38).
Karena ilmu pengetahuan itu bersumber
pada Allah SWT dan pada ayat diatas telah disebutkan bahwa Allah
menciptakan langit dan bumi berikut segala isinya dalam enam masa, maka
berdasarkan penelitian/teori dalam sejarah asal mula alam semesta dan
kehidupan dapat dikategorikan keenam masa itu sebagai berikut:
Masa pertama: Pada awalnya keadaan langit
dan bumi dalam suatu kesatuan yang padu, hal ini disebutkan oleh Allah
dalam salah satu firman-Nya yaitu : “Dan Apakah orang-orang yang
kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka
tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya ayat 30).
Kemudian menurut ”The Big Bang Theory”
atau teori ekspansi ledakan maka terjadi ledakan yang maha hebat yang
akhirnya memisahkan kesatuan yang padu tersebut. Karena kondisi
sekeliling ledakan semula dalam keadaan dingin maka hal ini
mengakibatkan tejadinya kondensasi (penggumpalan). Penggumpalan ini
sebagai akibat dari penurunan energi (panas/kalor) yang sangat drastis.
Sebab menurut hukum Steffan Boltzman tentang radiasi/pancaran panas
disebutkan bahwa ”Jumlah energi radiasi tiap satuan waktu tiap satuan
luas sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya”. Oleh karena itu
apabila terjadi penurunan suhu sedikit saja maka penurunan energinya
dalam hal ini adalah energi radiasi kalor pasti menjadi sangat besar.
Masa kedua: Pada masa ini gravitasi mulai
berperan dan mulai muncul galaksi-galaksi yang terdir atas
bintang-bintang. Juga mulai muncul planet-planet termasuk planet bumi
yang terdapat dalam tatasurya matahari yang merupakan bagian dari
galaksi Bima Sakti.
Masa ketiga: Masa ini dikenal juga dengan
masa Prekambrium (Precambrian Era). Pada masa ini kondisi bumi masih
cukup panas sehingga belum ada makhluk yang hidup di bumi.
Masa keempat: Masa ini sering dikenal
dengan zaman Paleozoikum (Paleozoic Era). Pada masa ini di bumi mulai
terdapat kehidupan sederhana yang ditandai dengan munculnya
tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah atau tumbuhan perintis hingga munculnya
hewan-hewan sejenis serangga dan hewan-hewan amphibia.
Masa Kelima: Masa ini dikenal pula dengan
zaman Mesozoikum (Mesozoic Era). Pada masa ini hewan-hewan sejenis
reptil mulai muncul seperti burung dan sejenisnya dan muncul pula
hewan-hewan raksasa seperti Dinosaurus dan sebagainya.
Masa Keenam: Masa ini juga disebut zaman
Cenozoikum (Cenozoic Era). Pada masa inilah mulai muncul hewan-hewan
mamalia dan pada akhir dari masa ini mulailah muncul sejarah manusia.
Dengan demikian jelas bahwa berdasar
penelitian yang dilakukan oleh para ahli, kejadian alam semesta ini
dapat dikategorikan dalam enam masa, dimana dua masa yang pertama adalah
masa penciptaan bumi sedangkan 4 masa berikutnya merupakan tahapan
kejadian makhluk-makhluk bumi hingga terciptanya manusia sebagai
khalifah di muka bumi
Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al Quran yaitu:
”Katakanlah: Sesungguhnya patutkah
kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta
alam. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh
diatasnya. Dan memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Fushshilat ayat 9-10).
Kemudian keutamaan orang yang berilmu
telah disebutkan dalam Al-Qur’anul Karim sejumlah ayat yang menunjukkan
akan keutaman ilmu dan para pemiliknya, berikut penjelasan tentang
kemuliaan mereka dan tingginya kedudukan mereka. Di antaranya adalah
ayat:
“Allah mempersaksikan bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Dia. Demikian pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu mempersaksikannya. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Dia yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ali Imran ayat 18).
“Allah mempersaksikan bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Dia. Demikian pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu mempersaksikannya. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Dia yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ali Imran ayat 18).
Dalam ayat ini terdapat keterangan akan
keutamaan orang-orang yang berilmu karena Allah menyebutkan persaksian
mereka bersamaan dengan persaksian-Nya dan juga persaksian para
malaikat-Nya, bahwasanya Dialah sesembahan yang benar, yang tidak
diperkenankan ibadah kecuali kepada-Nya. Persaksian ini mencakup
seagung-agung dzat yang bersaksi, yakni Allah sendiri, dan juga mencakup
seagung-agung perihal yang dipersaksikan dengannya, yakni perihal hak
peribadatan, yang mana hanya Dialah yang khusus berhak diserahkan
ibadah. Adapun pengikutan persaksian para malaikat dan orang-orang yang
berilmu setelah persaksian dari Allah tentuya menunjukkan atas keutaman
malaikat dan orang-orang yang berilmu ini.
Kita sebagai generasi muda dan generasi
harapan bangsa serta agama, telah seharusnya kita menuntut ilmu
pengetahuan. Bukan hanya generasi muda, generasi tua pun juga. Karena
tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu pengetahuan. Menuntut ilmu
adalah suatu kewajiban bagi umat islam. Terutama Ilmu Pengetahuan yang
bersumberkan dari Al-Qur’an, kitab suci umat islam. “ menuntut ilmu itu mulai sejak kita lahir sampai kita mau masuk dalam liang lahat” . dari
kalimat ini berarti menegaskan kalau menuntut ilmu pengetahuan adalah
suatu kewajiban. Untuk anak-anak, peran orang tua sangat penting disini.
Karena orangtualah yang mengarahkan, mengajari serta mendidik
anak-anaknya. Sebaiknya, sejak kecil orangtua sudah menanamkan
nilai-nilai islami kepada anaknya seperti diserah mengaji di TPA. Ilmu
pengetahuan sangat penting dalam islam. “Ilmu tanpa Agama adalah buta, Agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Jadi kedua-duanya sangat diperlukan dalam kita mengarungi kehidupan yang fana ini. Jadi, Al-Qur’an adalah sumber Ilmu Pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar